NUS SEE 2025: Langkah Baru Kolaborasi Ekosistem Startup Indonesia-Singapura
Bandung, DKST ITB – NUS Enterprise kembali menghadirkan program tahunan periode winter mereka dengan format yang berbeda. Tahun ini, Startup Ecosystem Exposure (SEE) 2025 untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia sebagai bagian dari turunan MoU Indonesia-Singapura. Dengan menggandeng Yayasan Tarumanagara sebagai tuan rumah utama serta ITB dan Universitas Indonesia sebagai mitra akademik, SEE 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mendalami ekosistem startup di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan kolaborasi antara startup di kedua negara dengan memberikan wawasan langsung kepada peserta mengenai tantangan dan peluang dalam dunia bisnis rintisan. Selama delapan hari penuh, 201 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dan NUS dibekali dengan pengalaman praktis, mulai dari studi kasus, kunjungan ke ekosistem bisnis, hingga presentasi solusi bisnis di hadapan para juri.
Hari pertama diawali dengan sesi orientasi dan tantangan ice-breaking yang unik, yaitu membuat hidangan khas Indonesia, ketoprak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan membangun semangat kerja sama antar peserta. Selanjutnya, peserta diberikan tantangan bisnis melalui dua studi kasus utama yang berasal dari Metland dan RaiSE. Mereka ditantang untuk menyusun solusi bisnis yang aplikatif dan inovatif.
Pada hari kedua dan ketiga, peserta mendalami ekosistem bisnis melalui kunjungan ke Metland Indonesia serta kelas khusus tentang design thinking dan effective presentation. Dengan pembekalan ini, mereka mempersiapkan ide bisnis serta solusi untuk tantangan yang telah diberikan.
Dari Jakarta ke Bandung: Eksplorasi Ekosistem Startup dan Inovasi Teknologi
Pada hari keempat, peserta berangkat dari Jakarta ke Bandung menggunakan Whoosh, kereta cepat terbaru Indonesia. Kedatangan mereka di ITB disambut dengan panel diskusi bertajuk “Start from Small to Bigger Dream”. Diskusi ini menghadirkan para pakar bisnis dan industri yang membahas bagaimana bisnis yang berawal dari ritel bisa berkembang menjadi ekosistem yang lebih besar. Sesi ini dipandu oleh Della Yunia Hogiana sebagai moderator.
Setelah sesi panel, peserta diajak mengenal budaya lokal melalui pertunjukan di Saung Angklung Udjo, memberikan wawasan lebih dalam tentang warisan budaya Indonesia kepada peserta internasional.
Hari kelima diisi dengan aktivitas team bonding di Kebon Pines, Lembang, serta makan malam di restoran Bandoengsche Melk Centrale 1928. Kegiatan ini semakin mempererat hubungan antar peserta melalui interaksi santai dalam suasana khas Bandung tempo dulu.
Hari terakhir di Bandung, peserta melakukan kunjungan ke dua startup ekosistem di Bandung. Sebagian peserta mengunjungi kantor Bobobox, unicorn startup asal Bandung, sementara yang lain mendatangi Block71 Bandung, sebagai representasi entitas inkubator. Selepas makan siang, seluruh peserta kembali ke Jakarta untuk mengikuti sesi mentoring dan penyempurnaan solusi bisnis mereka.
Puncak SEE 2025: Presentasi, Penghargaan, dan Dampak Program
Setelah melalui berbagai aktivitas dan pembelajaran, SEE 2025 mencapai puncaknya dengan sesi presentasi solusi bisnis peserta. Sebanyak 40 tim mempresentasikan ide mereka di hadapan juri yang terdiri dari akademisi, praktisi industri, dan pemilik studi kasus. Setiap ruangan menampilkan 20 tim dengan sekitar 10 juri yang memberikan evaluasi atas solusi yang telah dikembangkan.
Pada acara penutupan, Prof. Tan Eng Chye (President NUS) dan Assoc. Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. (Ketua Yayasan Tarumanagara) memberikan sambutan sekaligus menyerahkan penghargaan kepada tim terbaik. Beberapa kategori penghargaan yang diberikan adalah Best Idea untuk tiga solusi studi kasus terbaik, Best Pitch, dan Best Participant.
ITB mencatatkan prestasi dengan tim yang dipimpin oleh Kireyna memenangkan Best Solution Metland, membawa pulang hadiah sebesar SGD 1 juta. Sementara itu, Annisa Sania Mahira serta Hayfa Felicia dan timnya meraih penghargaan Best Pitch, dan Kireyna juga dinobatkan sebagai salah satu Best Participant dalam program ini.
SEE 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Singapura dalam pengembangan startup dapat memberikan dampak besar bagi mahasiswa dan industri. Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi wadah bagi inovator muda dalam menciptakan solusi bisnis yang inovatif dan berkelanjutan.
No Comments