Dukung Komersialisasi, ITB Turut Berkontribusi di Expo Paten Indonesia dari DJKI
Bandung, lpik.itb.ac.id – Dalam rangka memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia ke-24 pada tanggal 26 April 2024, Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menggelar serangkaian kegiatan bertema “Kekayaan Intelektual dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Membangun Masa Depan dengan Inovasi dan Kreativitas”. Salah satu acara utama dalam peringatan ini adalah Expo Paten dan Forum Bisnis yang berlangsung pada 11 hingga 13 Juni 2024 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani celah antara penemu dan industri, dengan tujuan mendorong komersialisasi inovasi dalam negeri.
ITB melalui Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) turut berpartisipasi dalam Expo Paten ini, memamerkan berbagai produk inovasi unggulan. Produk-produk yang dipamerkan termasuk metode dan alat pembuatan membran penukar ion (produk ultrafitrasi), material komposit berbahan dasar kotoran sapi (produk COWKA), kasa berbahan propolis untuk pengobatan luka, gummy minyak ikan lele, sabun pencuci najis, dan teknologi deteksi dini penyakit kardiovaskuler (NIVA). Produk-produk ini merupakan hasil riset yang diharapkan dapat menarik minat industri untuk dikomersialisasikan.
Kegiatan ini diawali dengan persiapan booth dan pemuatan barang pameran pada hari pertama. Pada tanggal 12 Juni, forum bisnis dimulai dengan anugerah Kekayaan Intelektual dan diskusi panel yang melibatkan narasumber dari berbagai sektor, termasuk Kadin Indonesia, BRIN, dan Kementerian Pertanian. Diskusi ini memberikan wawasan mengenai pentingnya kolaborasi antara penemu dan industri untuk mendorong hilirisasi produk paten.
Rifan Fikri, Pemeriksa Paten Ahli Madya dari DJKI, menjelaskan bahwa Expo Paten Indonesia bertujuan untuk menjembatani celah antara penemu dan industri. Kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkenalkan inovasi dari perguruan tinggi kepada industri, sehingga teknologi yang dihasilkan dapat dikembangkan dan dipasarkan. Rifan berharap kegiatan ini dapat menjadi solusi atas “lembah kematian” inovasi, di mana banyak paten tidak berhasil dikomersialisasikan.
Pada hari kedua, forum bisnis diisi dengan diskusi panel dan business talk yang menghadirkan berbagai narasumber, termasuk dari Tokopedia, PT Pertamina, dan ASPAKI. Presentasi dari 38 peserta pameran, termasuk LPIK ITB, menunjukkan kemajuan teknologi yang dihasilkan oleh penemu dalam negeri. Ikhsan Prasetyo, asisten transfer teknologi LPIK ITB mempresentasikan proses komersialisasi yang telah dilakukan ITB, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan jejaring antara sentra kekayaan intelektual dan mitra industri.
Yuni Puji Astuti dari Science Techno Park Institut Pertanian Bogor dan Akvis Fauzi dari PT Pertamina Persero mengapresiasi upaya DJKI dalam mendorong komersialisasi paten dan mengembangkan ekosistem kekayaan intelektual di Indonesia. Mereka berharap kegiatan ini dapat diselenggarakan secara rutin untuk memperkuat hubungan antara dunia pendidikan dan industri, serta meningkatkan manfaat ekonomi dari inovasi yang dihasilkan.
Melalui Expo Paten dan Forum Bisnis tahun ini, DJKI berharap kegiatan serupa dapat terus menjadi platform yang efektif untuk menghubungkan penemu dengan industri. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaya saing tinggi dalam bidang inovasi dan teknologi. Kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat melahirkan inovasi-inovasi baru yang mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
No Comments