Enter your keyword

DKST ITB Susun Metrik Inovasi untuk Mengoptimalkan Hilirisasi Riset

DKST ITB Susun Metrik Inovasi untuk Mengoptimalkan Hilirisasi Riset

DKST ITB Susun Metrik Inovasi untuk Mengoptimalkan Hilirisasi Riset

Bandung, dkst.itb.ac.id – Pada tanggal 12 September 2024, Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi (DKST) ITB menggelar workshop “Designing Comprehensive Innovation Metrics” di Hotel Luxton, Bandung. Kegiatan ini diadakan untuk menyusun metrik inovasi yang lebih komprehensif dan relevan, seiring dengan upaya ITB dalam mengoptimalkan hilirisasi riset yang selaras dengan kebutuhan pasar. Workshop ini dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan yang terlibat dalam ekosistem inovasi di ITB.

Salah satu topik utama yang dibahas adalah pengukuran inovasi menggunakan Technology Readiness Level (TRL). Meskipun TRL selama ini menjadi metrik standar untuk menilai kesiapan teknologi, para peserta mengungkapkan bahwa pendekatan ini masih memiliki keterbatasan. Fokus yang terlalu teknis sering kali mengabaikan aspek kesiapan komersial dan keberterimaan pasar. Dr. Yazdi Ibrahim dan Ir. Sugeng Joko Sarwono menekankan pentingnya menambahkan Business Readiness Level (BRL) sebagai indikator pendukung yang lebih holistik. BRL akan membantu menilai potensi komersial inovasi sehingga inovasi tidak hanya sekadar siap secara teknis, tetapi juga dapat diimplementasikan dan dipasarkan.

Diskusi juga menyoroti perlunya mengembangkan metrik inovasi yang lebih menekankan keseimbangan antara pendekatan technology push—inovasi yang didorong oleh riset teknologi—dan market pull, di mana inovasi dihasilkan berdasarkan kebutuhan pasar. Menurut Dr. Budhi Prihartono, penyusunan metrik harus selaras dengan roadmap Science Techno Park (STP) ITB, agar inovasi yang dihasilkan dapat mendukung strategi hilirisasi dan mampu memberikan dampak nyata.

Tujuan dari workshop ini adalah menyusun metrik inovasi yang lebih relevan dan aplikatif dalam mendukung komersialisasi hasil riset. Dengan menggabungkan TRL dan BRL, DKST ITB berharap dapat menciptakan sistem evaluasi inovasi yang lebih komprehensif. Metrik yang baru disusun ini akan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari kesiapan teknologi, analisis pasar, hingga potensi risiko dan kelayakan bisnis.

Hasil dari workshop ini adalah sebuah framework inovasi baru yang diharapkan dapat diadopsi oleh para peneliti di ITB. Framework tersebut memberikan panduan lengkap untuk mengevaluasi kesiapan inovasi dari berbagai dimensi, tidak hanya berdasarkan kecanggihan teknologi, tetapi juga kesiapan komersialisasi, termasuk aspek regulasi dan keberlanjutan. Bagi akademisi, metrik ini akan membantu dalam mengevaluasi kelayakan teknologi yang dihasilkan sebelum masuk ke tahap komersialisasi. Sementara bagi pelaku usaha, metrik tersebut menjadi alat untuk menilai potensi inovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Framework yang dihasilkan dari workshop ini akan segera diimplementasikan dalam proses pengukuran inovasi di ITB dan STP. Metrik baru ini diharapkan mampu memperkuat strategi hilirisasi riset ITB, mendorong terciptanya inovasi yang tidak hanya bernilai akademik tetapi juga mampu memberikan solusi nyata bagi industri dan masyarakat.

Dengan adanya pengukuran inovasi yang lebih terarah dan komprehensif, ITB berharap dapat mempercepat proses hilirisasi riset dan mendorong inovasi yang lebih siap bersaing. Framework ini menjadi langkah strategis bagi DKST dalam mendukung terciptanya ekosistem inovasi yang berkelanjutan dan berdampak.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.